Minggu, 11 Oktober 2015

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2



Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik Dan Benar Serta Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Jelaskan Dengan Contoh Menggunakan Bahasa Indonesia Secara baik dan benar?
1.      Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

         Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, Terdapat aturan-aturan dalam memakai bahasa secara baik dan benar, maksud dari kata baik adalah bahasa yang sering digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyesuaikan situasi atau kondisi agar dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara, baik dari laras bahasa maupun dari kata-kata yang digunakan harus disesuaikan dengan lawan bicara agar mudah dipahami.
        
         Terdapat Lima Ragam dalam laras bahasa yang digunakan , semua ragam dapat digunakan dalam kondisi tertentu,

  • Yang pertama, adalah Ragam Beku(Frozen) yaitu suatu bahasa yang digunakan pada situasi hikmat. Contoh : dalam kegiatan rohani , Upacara Pernikahan, keputusan pengadilan.

  • Yang kedua, Ragam Resmi (Formal) yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan resmi, oleh karena itu memakai bahasa yang lebih sopan adalah hal yang tepat.Contoh : dalam kegiatan rapat resmi, pidato dan jurnal ilmiah 


  • Yang ketiga,  Ragam Konsultatif( Consultative) yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan transaksi maupun pertukaran informasi dalam suatu percakapan yang membahas tentang suatu hal yang diketahui oleh masing-masing pembicara. Contoh : Suatu Percakapan disekolah dan dipasar, percakapan di suatu tempat perbelanjaan. 

  • Yang Keempat, Ragam Santai (Casual) yaitu bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi dan dipakai dalam suatu percakapan dengan teman, sahabat maupun orang-orang terdekat. Contoh : Dalam perkumpulan dengan teman-teman.
  • Yang Kelima, Ragam akrab(Intimate) yaitu : bahasa yang digunakan dalam suatu percakapan yang memiliki hubungan sangat dekat dan mempunyai suatu ikatan batin. Contoh : Dalam berbicara dalam berumah tangga.

     Dalam menggunakan Bahasa Indonesia, selain memperhatikan kata yang baik, maka harus dilakukan dengan benar, maksud dari kata benar adalah bahasa yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa baku, baik dalam kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.



Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
  •  Menggunakan kaidah dalam tata bahasa yang normatif. Misalnya dengan menerapkan suatu pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti
  • Menggunakan kata-kata yang baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik bangetuang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang
  • Menggunakan ejaan yang resmi dalam ragam menulis. Ejaan yang berlaku hingga saat ini dalam bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini. 
  • Menggunakan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/. 
  • Menggunakan kalimat secara efektif. Beberapa pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, Dalam bahasa baku pun sebenarnya mengharuskan komunikasi secara efektif, yaitu pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

     Setelah membahas aturan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Tata bahasa normatif, ejaan resmi, dan kalimat efektif dapat diterapkan (dengan menyesuaikan lingkungan disekitar kita) mulai dari ragam akrab hingga ragam beku. Penggunaan kata yang baku dan lafal baku pada ragam konsultatif, santai, dan akrab dapat berakibat bahasa menjadi tidak baik karena tidak sesuai dengan situasi.

     Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang disesuaikan dengan lingkungan ditempat kita berada dan disamping itu kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa syarat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Oleh karena itu kita harus menghindari pemakaian bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
 
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku 

Contoh :
                   Ayah : Budi apakah hari ini kamu mengikuti kegiatan lomba berenang di daerah bogor ?
                   Budi : Iya Ayah, Budi akan mengikuti kegiatan lomba berenang.


Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Dosen dengan seorang mahasiswa

Contoh : 

1.      Pak Dosen : Saiful apakah kamu sudah mengerjakan tugas?
2.      Saiful : sudah saya kerjakan pak.
3.      Pak Dosen : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
4.      Saiful : Baik pak, saya akan mengumpulkannya

    Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial

       Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :

      Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
     Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan  bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

      Contoh lain dalam tawar-menawar di suatu toko, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan pembeli dan si penjual di pasar memakai bahasa baku yang seperti ini.

          Penjual : Selamat siang bu, Ada yang saya bisa bantu bu ?
          Pembeli : Selamat siang pak,  Apakah Anda menjual Tahu yang dibuat di Amerika ?
          Penjual : Saya mempunyai Tahu yang anda cari bu, harganya adalah Rp. XXX
          Pembeli : mahal sekali pak, Apakah saya boleh menawarnya ?

        Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.

          Penjual : cari apa bu ?
          Pembeli : saya lagi nyari tahu impor dari amerika bang, ada gak ?
          Penjual : oh, ada bu, nih bu harganya Rp. XXX.
          Pembeli : mahal amat bang, murahinlah bang.

     Paragraf dibawah ini beberapa gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah, bukan kata popular dan bersifat objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil secara wajar, segar, dan nyaman dibaca.



2.      Berikanlah Contoh Bahasa Sebagai Alat Komunikasi ?

Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi
     Banyak Fungsi dalam Bahasa Sebagai alat Komunikasi, Yaitu : Bahasa merupakan tata aturan berbicara yang diungkapkan lebih dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. Menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dapat saling mengerti dan memahami oleh lawan bicara. Jadi dalam hal ini tindakan pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita. Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk memberikan atau menyampaikan suatu hal kepada lawan bicara. Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. 
        Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah kita capai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol  bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan orang lain yang mendengarnya juga. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa  Indonesia artinya kandang atau tempat.

          Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

          Bahasa sebagai sarana komunikasi yang mempunyai fungsi utama bahasa yaitu bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.

Contohnya :
      
      Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, lukisan, gambar, dsb).
          Contohnya :
  • Bunyi alarm hp untuk membangunkan tidur supaya tepat waktu
  • Simbol  tanda stop untuk memberikan informasi pengguna jalan harus berhenti 
  • Simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet untuk memberikan perbedaan tempat untuk laki-laki dan perempuan 


Contoh Fungsi Bahasa dalam kehidupan sehari-hari :

       Ketika jam tepat pada waktu subuh,zhuhur,ashar,maghrib,isya maka masjid disekitar rumah akan memberikan pemberitahuan lewat pengeras suara dengan menyuarakan adzan berkumandang agar umat muslim segera melaksanakan shalat pada waktunya. Namun seringkali masjid memberikan pengumuman dukacita maupun pengumuman penting lewat pengeras suara dan waktunya tidak menentu.
Maka bisa disimpulkan bahwa fungsi suara pengeras dimasjid bukan hanya dipakai untuk kegiatan beribadah melainkan untuk memberikan informasi penting terhadap di sekitar lingkungan rumah kita.

Sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar