Kamis, 19 November 2015

TUGAS 2-B. INDONESIA 2



Kerangka Karangan adalah rencana umum dari materi yang akan disajikan. Outline menunjukkan urutan berbagai topik, kepentingan relatif dari masing-masing, dan hubungan antara berbagai bagian.

Berikut adalah contoh kasus, dan Kerangka Karangan yang di sertai Sistematik Penulisannya.


Taman di Belakang Kuil Kuno Ini Bentuknya Sama Sejak 2,5 Abad Lalu!

      Sakai - Di suatu kuil kuno di Sakai Jepang ada taman yang indah. Yang menjadi luar biasa adalah bentuk taman itu tidak berubah hingga kini sejak 250 tahun lalu!

Rabu (6/11/2013) siang itu para jurnalis Sakai Asean Week 2013 menuju ke Kuil Takakuraji di Kota Sakai, Jepang. Tujuannya, menyaksikan kesenian Noh, opera klasik Jepang yang mulai dimainkan pada 650 tahun lalu alias sejak abad ke-14 namun tetap bertahan hingga kini.

Kami disambut oleh master opera klasik Jepang Noh, Kozo Nagayama (40). Kozo langsung mempersilakan kami untuk melepaskan alas kaki dan memberitahu bahwa di belakang kuil ini ada taman yang bentuknya tidak berubah sejak didesain pada 250 tahun lalu.

      Kozo memberitahukan bahwa taman ini didesain oleh arsitektur pertamanan Jepang, Kobori Enshu. Taman itu cantik dipenuhi tanaman perdu, beberapa tanaman pohon keras, dan yang paling belakang adalah hutan bambu.

Ada batu pijak (stepping stone) yang ditempatkan di tengah-tengah taman itu supaya tanaman semacam rumput yang menggerumbul di bawahnya tidak diinjak-injak. Batu-batu besar seperti batu kali teronggok di beberapa sudut mempercantik taman itu.

Kuil Takakuraji sendiri merupakan salah satu kuil tertua di Jepang yang didirikan oleh pendeta Buddha terkenal kelahiran Sakai, Gyoki pada tahun 705. Namun kuil ini sempat terbakar dan dibangun kembali pada awal abad ke-17.

Kerangka karangan :

TOPIK   : Keindahan Taman di Belakang Kuil Takakuraji
JUDUL  : Taman di Belakang Kuil Kuno

1.       Segi Sejarah
1.1     Segi Sejarah Berdirinya Kuil Takakuraji

2.       Segi Arsitektur
2.1     Segi Tata Letak
2.2     Segi Desain Bangunan
2.3     Segi Penambahan Unsur Alam

3.            Segi Keindahan
3.1          Segi Bentuk Taman
3.2          Segi Tradisi dari Kesenian

4.             Segi Kemasyarakatan
4.1           Segi Keramahan Masyarakat
4.2          Segi Kesopanan Masyarakat

MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KAI



Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI

Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah satu badan usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar.

Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan telah terjadi di sini.
Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa kekeliruan pencatatan tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai pencatatan piutang yang tidak tertagih. Terdapat pihak yang menilai bahwa piutang pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga, sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta Api Indonesia sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun tersebut. Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi disini.

Pendapat:

PT Kereta Api Indonesia seharusnya tidak boleh mengabaikan dimensi organisasional penyusunan laporan keuangan dan proses audit. Setiap bagian lembaga yang ada di dalamnya hendaknya diberi pemahaman masalah esensial akuntansi dan keuangan yang ada agar tidak terjadi kesalahan dalam menangani akuntansi serta keuangan secara khusus. Upaya ini penting untuk dilakukan guna membangun kesepahaman (understanding) diantara seluruh unsur lembaga. Selanjutnya, soliditas kelembagaan diharapkan tercipta sehingga mempermudah penerapan sistem pengendalian manajemen di dalamnya.

Sumber :

http://mulydelavega.blogspot.com/2009/06/pentingnya-laporan-kinerja-keuangan.html

PROVINSI PENERIMA DANA DESA TERBESAR DAN TERKECIL



Provinsi Penerima Dana Desa Terbesar & Terkecil

 Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) akan segera mencairkan dana desa dari pemerintah pusat ke tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota sebesar dengan total Rp 20,76 triliun mulai April ini. Setiap desa dijanjikan mendapat kucuran dana sebesar Rp 750 juta.

Dari laman resmi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (DJPK Kemenkeu), Jakarta, Jumat (27/3/2015), dari 33 Provinsi penerima dana desa, 5 diantaranya akan mengantongi anggaran terbanyak.

Provinsi itu antara lain, Jawa Tengah (Jateng) sebesar Rp 2,23 triliun, Jawa Timur (Jatim) Rp 2,21 triliun, Aceh akan menerima Rp 1,71 triliun, Jawa Barat (Jabar) senilai Rp 1,59 triliun dan Sumatera Utara sebesar Rp 1,46 triliun.

Sementara lima Provinsi penerima dana desa terkecil, yakni Provinsi Kepulauan Riau Rp 79,19 miliar, Bangka Belitung (Babel) Rp 91,93 triliun, Daerah Istimewa Yogyakarta Rp 128,07 miliar, Kalimantan Utara (Kaltara) Rp 129,87 miliar serta Rp 162,02 miliar ke Sulawesi Barat (Sulbar).  

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar sebelumnya mengatakan, bakal menyeleksi kader ‘pengawal’ yang bertugas mendampingi aparatur desa untuk mengatur anggaran yang telah diberikan jelang pencairan dana desa pada April 2015.

Dengan begitu realisasinya tetap sasaran dan bermanfaat untuk kemandirian desa. Marwan menegaskan akan meluncurkan perekrutan kader pendamping desa pada 31 Maret 2015.

“Kader pendamping desa ini kepanjangan tangan pemerintah pusat. Jadi nanti yang akan melakukan perekrutan langsung dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.

Untuk empat bulan pertama, Marwan menegaskan, kementerian akan mempersiapkan minimal 16.000 ribu pendamping seluruh Indonesia.




“Kami persiapkan minimal seperti 16.000 pendamping. Kami berupaya lagi untuk menyisir anggaran untuk 32.000 pendamping, sehingga pendamping kecamatan bisa bertambah agar lebih fokus,” pungkas dia. (Fik/Ndw)

Analisis : Semoga dana yang di berikan pemerintah ke berbagai daerah dapat digunakan dengan adil, bukan malah habis untuk para pemerintah daerah sendiri.




http://www.wavienews.com/2015/03/ini-provinsi-penerima-dana-desa.html

PERTUMBUHAN WARALABA DI INDONESIA



Pertumbuhan Waralaba di Indonesia



Pertumbuhan Waralaba di Indonesia, Dulu, Kini dan Esok
Pertumbuhan Waralaba di Indonesia dari hari ke hari semakin tumbuh dan berkembang. Pesatnya pertumbuhan bisnis ritel waralaba di indonesia ini disebabkan oleh besarnya minat para calon pebisnis yang menginginkan usaha sendiri. Bukti bahwa bisnis ritel waralaba di indonesia memiliki perkembangan yang pesat yaitu sekitar tahun 2000 saja  keberadaan waralaba asing yang ada di Indonesia sekitar 200-an, sedangkan lokal sekitar 30-an. Tiap tahun terus mengalami pertumbuhan dengan perkiraan pertumbuhan bisa mencapai 10 sampai dengan 15 persen setiap tahunnya. Artinya usaha jenis ini juga merupakan salah satu usaha yang membawa dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia.

Potensi Berbisnis Waralaba di Indonesia

Bisnis waralaba bisa dijadikan sebagai obat yang ampuh untuk mengatasi persoalan pengangguran di Negara ini. Kenapa tidak, dengan melihat potensi yang terdapat pada bisnis waralaba hal itu sangat mungkin terjadi. Waralaba ternyata bisa mampu menyerap tenaga kerja, risiko bangkrut atau gulung tikar cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan usaha lain, relative lebih simple dan cepat, dan yang terpenting bisnis waralaba ini secara nyata mampu mengubah pola pikir atau mental cukup menjadi seorang pegawai menjadi mental seorang pemilik atau pengusaha. Selain potensinya yang sangat memungkinkan mengatasi persolan pengangguran, bisnis ini juga menawarkan rentang biaya investasi cukup beragam sehingga dapat memberikan opsi pilihan investor.

Pola usaha waralaba tak dapat dibantah akan eksistensinya dan diminati oleh para pengusaha karena mengingat risioko gagal yang sangat kecil, bahkan dijalankan oleh pengusaha pemula sekalipun. Tak dapat diragukan lagi, sebab telah banyak kisah-kisah nyata tentang cerita kesuksesan yang didapatkan pengusaha Waralaba Di Indonesia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WALI yaitu sebuah perhimpunan bisnis Waralaba Di Indonesia dan lisensi bahwa pada 2011 saja pemasukan dari usaha waralaba telah mencapai triliunan, sekita 120 T. diperkirakan angka tersebut akan terus bertambah untuk tahun 2012 bisa mencapai 144 T Rupiah. Angka yang sangat fantastis bagi ukuran usaha kecil menengah.

Perjalanan Bisnis Waralaba di Indonesia

Sebenarnya pertumbuhan waralaba di indonesia tidak ada akar sejarahnya  dalam tradisi ekonomi masyarakat Indonesia, akan tetapi karena dampak adanya pengaruh dunia global yang dikenal dengan proses globalisasi yang terjadi pada segala  bidang, menjadikan bisnis franchise ini dapat diterima pada budaya ekonomi masyarakat. Di negara ini, pertumbuhan bisnis waralaba makanan dan minuman masuknya waralaba dari luar negeri sekitar tahun 80-90an. Perusahaan seperti bisnis waralaba makanan Kentucky Fried Chiken, McD yang juga waralaba makanan, dan lain sebagainya adalah contoh konkret waralaba yang masuk dari luar negeri ke Indonesia pada saat benih-benih munculnya Waralaba Di Indonesia saat itu.

Sejarahnya di Indonesia, dengan munculnya sebuah dealer untuk menyediakan kendaraan bermotor dengan pembelian secara lisensi sekitar tahun 50-an disinyalir sebagai awal berkembangnya sistem waralaba. Kemudian sekitar tahun 70-an berkembang menjadi sebuah sistem yang lebih luas, yaitu tidak hanya menyalurkan tetapi juga punya wewenang memproduksi barangnya. Barulah awal sistem bisnis ritel ini mendapatkan pengakuan secara hukum di Indonesia sekitar tahun 1997, yaitu dengan adanya peraturan yang dikeluarkan pemerintah mengenai bisnis waralaba dan seterusnya mengalami perubahan-perubahan tentang penyelenggaran bisnis Waralaba Di Indonesia.

Walaupun bisnis dengan konsep waralaba tidak ada dalam tradisi ekonomi di Indonesia, tetapi bisnis Waralaba Di Indonesia memliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga akan tercipta masyarakat yang sejahtera.

Analisis: Dengan adanya waralaba di Indonesia, dari jaman ke jaman turut meningkatkan kesejahteraan rakyat, ini merupakan salah satu usaha rakyat yang cukup baik dan bagus dibidang perekonomian Indonesia.

Sumber :
http://www.centerwaralaba.com/2012/04/23/pertumbuhan-waralaba-di-indonesia/

NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR KEMBALI MELEMAH




Nilai Tukar Rupuah Terhadap Dollar Kembali Melemah

Nilai Tukar Rupiah ke Dollar saat ini menjadi sorotan bagi masyarakat dan para pakar ekonomi. Kelemahan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat dinilai saat ini dapat menahan laju perkembangan ekonomi nasional, hal ini dikarenakan tingginya ongkos yang perlu dikeluarkan untuk kepentingan impor bahan mentah menjelang bulan Ramadhan.
Beberapa orang di Ekonomi Asia Pasifik Economic & Market Analysis, City Research Helmi Arman di dalam risetnya yang dipublikasikan pada hari ini, selasa (30/7/2013) menjelaskan bahwa meningkatnya Cost dari impor dapat beresiko negatif pada perkembangan ekonomi dewasa ini.
Perihal ini dikarenakan beberapa besar bahan baku untuk rata - rata industri di Indonesia dipenuhi dari impor, layaknya halnya seperti bahan bakar serta bahan industri non-bahan bakar.
Salah satu efek dari perlemahan rupiah yakni makin ketatnya peraturan kartu kredit. Sebagaimana telah diketahui, perkembangan kredit akan tunjukkan perlambatan ekonomi, menyusul berlangsungya kontraksi. Disamping itu, inflasi serta nilai Rupiah yang meraih titik rekor tertingginya, hal ini dapat memaksa bank untuk mengurangi penyaluran kartu kredit.
Beberapa media juga menyorot permasalahan ini. Salah satu permasalahan ini juga adalah dari utang valas.




“Utang valas oleh beberapa korporasi sekarang ini juga menjadi sorotan yang disebabkan pelemahan rupiah, walau dari kajian yang kami kerjakan perihal itu tidak terjadi hingga pada level yang membahayakan,” ungkapnya.
Untuk pelaku sektor riil, pelemahan rupiah akan menghimpit margin di sektor manufaktur. Menurut data BPS 2011, City Research mengidentifikasi bahwa kinerja sektor tersebut cukup rawan pada pelemahan nilai tukar. Perihal ini lantaran manufaktur sangatlah bergantung pada impor bahan baku oleh eksportir, serta pasar ekspor yang saat ini bisa dibilang rendah.
Pasar ekspor yang saat didominasi sebagian industri yang terhitung dalam kelompok ini adalah kendaraan baja, bahan kimia, dan farmasi manufaktur. Akan tetapi ada juga industri yang mempunyai impor rendah atau biasa disebut lob impor content, tetapi beberapa ekspor yang besar dapat mendapat keuntungan dari melemahnya mata uang, seperti minyak kelapa sawit, kertas, dan manufaktur furnitur.
Analisis :

Kelemahan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat dinilai saat ini dapat menahan laju perkembangan ekonomi nasional, hal ini dikarenakan tingginya ongkos yang perlu dikeluarkan untuk kepentingan impor bahan mentah. Hal ini dikarenakan beberapa besar bahan baku untuk rata - rata industri di Indonesia dipenuhi dari impor, layaknya halnya seperti bahan bakar serta bahan industri non-bahan bakar. Efek dari perlemahan rupiah yaitu salah satunya utang valas dan makin ketatnya peraturan kartu kredit. Akan tetapi ada juga industri yang mempunyai impor rendah atau biasa disebut lob impor content, tetapi beberapa ekspor yang besar dapat mendapat keuntungan dari melemahnya mata uang, seperti minyak kelapa sawit, kertas, dan manufaktur furnitur.
Sumber
http://obrolanekonomi.blogspot.com/2013/07/nilai-tukar-rupiah-terhadap-dollar.html